MAKALAH
SISTEM
UROGENITALIA (EKSKRESI)
Disusun
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi
Kelompok
7 :
1. Ai
Evi
2. Citra
Purnamasari
3. Elva
Kurniasari
4. Irfan
Maulana
Kelas : Farmasi 1 A
PROGRAM
STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
Jl.
Cilolohan No. 36 Telp. (0265) 334740 Fax. 0265327224 Tasikmalaya 46115
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hal terpenting dalam
kehidupan manusia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu
sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan
pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang
lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh
Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan
adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir
menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu
mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti
Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap
'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini
menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan
kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang
khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Maka dari itu sudah sepantasnya kita mesti
mengetahui tentang permasalahan didunia kesehatan, dalam hal ini penulis
bertujuan untuk memberikan informasi seputar didunia kesehatan. Khususnya di
negara kita ternyata masih banyak masyarakat yang belum memahami fungsi dari
sebuah organ dalam yang ternyata itu sangat berperan penting bagi kelangsungan
kehidupan kita. Didalam karya tulis ini, penulis mendapat tugas untuk
menyampaikan fungsi, struktur dan kelainan pada sistem ekresi salah satunya
organ dalam yaitu ginjal. Maka dari itu penulis membuat judul dalam karya tulis
ini “SISTEM UROGENITALIA”. Alasan penulis mengangkat judul ini
adalah agar kita semua bisa mengetahui pentingnya sistem ekresi pada ginjal
manusia dan supaya masyarakat bisa mengenal lebih dalam baik itu dari segi
fungsi, struktur dan kelainannya.
1.2
Perumusan
Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah penulis
kemukakan. Maka dapat di rumuskan,
sebagai hal-hal berikut:
1.
Apa pengertian dari sistem urogenitalia ?
2.
Apa fungsi ginjal ?
3.
Apa saja struktur dari organ ginjal?
4.
Bagaimana proses pembentukan urine ?
5.
Apa saja kelainan-kelainan pada ginjal ?
1.3 Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui sistem urogenitalia.
2.
Untuk mengetahui fungsi ginjal.
3.
Untuk mengetahui struktur organ ginjal.
4.
Untuk mengetahui proses pembentukan urine.
5.
Untuk mengetahui kelainan-kelainan pada ginjal.
BAB II
SISTEM UROGENITALIA
2.1
Pengertian
Urogenitalia
Sistem
perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (airkemih). Adapun susunan sistem perkemihan (sistem
urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, dan
uretra.
Oleh sebab itu maka betapa
pentingnya sistem perkemihan pada manusia dan sistem ini melibatkan beberapa
organ di antaranya:
1.
Ginjal
2.
Ureter
3.
Kandung
Kemih
4.
Saluran
Kencing (uretra)
Diantara ke
empat organ tersebut maka yang paling peting adalah ginjal.
2.2
Ginjal

Ginjal juga
merupakan organ yang berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi
columna vertebralis, dibawah liver dan limphe. Dibagian superior ginjal
terdapat adrenal gland (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat
retroperitoneal, yang berati terletak dibelakang peritonium yang melapisi
rongga abdonen. Kedua ginjal terletak disekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal
kanan biasanya terletak sedikit dibawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk
hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan
lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah
oleh hati. Kutub ats ginjal terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan ginjal
kiri terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar
12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebalnya 2,5 cm dan beratnya -+ 140 gram ( pria=
150-170 gram, wanita = 115-155).
2.3 Fungsi Ginjal
Fungsinya sebagai penyaring kotoran yang dibuang melalui urin. Ada
beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang betapa pentingya fungsi ginjal,
diantaranya:
·
Menyaring
dan membuang berbagai sisa metabolisme tubuh yang mengandung racun atau
bersifat racun.
Ginjal kita akan memfilter dan membuang berbagai nutrisi atau zat-zat
yang berlebih, seperti vitamin, obat-obatan, zat-zat mineral dan garam yang
dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu sebaiknya dalam mengkonsumsi
vitamin dan mineral jangan terlalu berlebihan, terutama dalam bentuk suplemen.
·
Mengatur
kadar bahan-bahan tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ginjal akan mengatur zat-zat makanan yang terkandung didalam tubuh.
Seperti ketika kita mengkonsumsi protein dalam jumlah diatas kecukupan gizi
tubuh kita, ginjal akan bekerja keras untuk mengeluarkan sisa kelebihannya
terus berada didalam tubuh, hal ini akan meracuni dan menganggu kesehatan tubuh
kia.
·
Mengatur
pH darah
pH darah tidak boleh terlalu asam maupun terlalu basa. Hal ini agar
proses yang terjadi dalam darah bisa terjadi dengan optimal.
·
Mengatur
keseimbangan ion mineral, komposisi air dan elektrolit dalam darah.
Kadar ion mineral biasa disebut elektroloit akan diseimbangkan oleh
organ ginjal. Misalnya kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses
homeostatis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion
natrium pada tubulus konvulasi.
Selain itu komposisi dan jumlah air dalam darah atau dalam tubuh
secara keseluruhan akan ditekan agar kondisinya selalu normal. Jika kita
terlalu banyak meminum air dibarengi dengan suhu lingkungan yang rendah, maka
ginjal akan lebih sering mengeluarkan air yang masuk ini dalam bentuk urin.
Sedangkan ketika kita dalam keadan dehidrasi dengan kondisi lingkungan yang
panas, ginjal akan berusaha menekan sekresi air.
·
Mengatur
tekanan darah
Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau
kekurangan air akan segera dideteksi oleh salah satu bagian otak kita yaitu
hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik
negatif. Kelenjar pituitari akan mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin,
untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada
tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali 98%.
·
Merangsang
pembentukan sel darah merah baru
Jika kondisi darahnya semakin bersih, maka proses perganian sel
darah dari yang rusak dengan yang baru akan semakin cepat.
·
Mempertahankan
pH plasma darah pada kisaran pH 7,4
Ginjal akan mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui
pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat
bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pH 8.
Selain membuang sampah-sampah yang sudah tidak terpakai lagi, funsi
ginjal adalah menjadi ‘pabrik’ penghasil tiga hormon penting, diantaranya:
1. Erythropoietin (EPO) yang merangsang tulang untuk memproduksi sel darah
merah
2. Renin yang mengatur tekanan darah
3. Vitamin D yang memiliki sifat aktif, yang membantu menjaga kebutuhan
kalsium dalam tulang dan keseimbangan zat dalam tubuh.
2.4 Stuktur Ginjal
Ginjal
terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks, medula, dan pelvis. Ketiga bagian
itu sangat penting bagi ginjal. Berikut penjelasannya:
a. Kulit Ginjal (korteks renalis)
Kulit ginjal disebut kortek renalis. Korteks renalis
tersusun dari sel – sel ginjal atau nefron yang berjumlah lebih kurang satu
juta sel. Di dalam kulit ginjal terdapat Badan Malpighi yang terdiri atas
glomelurus dan kapsula Bowman. Glomelurus adalah kumpulan cabang – cabang yang
halus atau anyaman pembuluh darah kapiler di bagian korteks, sedangkan kapsula
Bowman adalah lapisan yang melingkupi glomelurus, bentuknya seperti cawan dan
berdinding ganda. Di korteks terjadi penyaringan darah.
b. Sumsum Ginjal (medula renalis)
Sumsum ginjal disebut Medulla. Medulla berbentuk kerucut
atau renal pyramid. Medulla merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah
kapiler dari kapsula Bowman. Didalam medulla akan terjadi proses reabsorbsi dan
augmentasioleh tubulus proksimal dan tubulus distal. Lengkung henle juga
merupakan bagian dari yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus
distal.
c. Rongga Ginjal (pelvis)
Pada rongga
ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter ke
kandung kemih yang berfungsi untuk tempat penampungan sementara urin sebelum
keluar tubuh. Urine yang akan keluar dari kandung kemih melewati saluran yaitu
uretra.
Jika salah satu bagian ginjal dibelah, maka
kita akan dapat melihat lebih dalam lagi bagian-bagian ginjal. Berikut adalah
gambar ginjal beserta bagian-bagiannya:
Bagian
ginjal yang dicetak tebal adalah bagian utama dalam ginjal. Berikut adalah
penjelasan bagian-bagian di dalam ginjal:
1. Ginjal terletak di bagian
perut. Gambar ginjal di atas adalah ginjal kiri yang telah dibelah.
2. Calyces adalah suatu penampung berbentuk cangkir dimana urin terkumpul sebelum
mencapai kandung kemih melalui ureter.
3. Pelvis adalah tempat
bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan
menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
4. Medula terdiri atas beberapa
badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang
menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
5. Korteks di dalamnya terdapat
jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas
glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri
dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus.
6. Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin
dari ginjal menuju kandung kemih.
7. Vena ginjal adalah pembuluh balik
yang berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior
kemudian kembali ke jantung.
8. Arteri ginjal adalah pembuluh nadi
yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam ginjal untuk disaring di
glomerulus.
Di dalam korteks terdapat jutaan nefron. Nefron adalah unit fungsional
terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proximal, tubulus
kontortus distal dan duktus koligentes. Berikut adalah gambar bagian-bagian di
dalam nefron:
1. Nefron: Adalah tempat
penyaringan darah. Di dalam ginjal terdapat lebih dari 1 juta buah nefron. 1
nefron terdiri dari glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
2. Glomerulus: Tempat penyaringan
darah yang akan menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea.
Menghasilkan urin primer.
3. Kapsula bowman: Adalah semacam
kantong/kapsul yang membungkus glomerulus. Kapsula bowman ditemukan oleh Sir
William Bowman.
4. Tubulus kontortus proksimal: Adalah tempat
penyerapan kembali/reabsorpsi urin primer yang menyerap glukosa, garam, air,
dan asam amino. Menghasilkan urin sekunder.
5. Lengkung henle: Penghubung antara
tubulus kontortus proksimal dengan tubulus kontortus distal.
6. Tubulus kontortus distal: Tempat untuk
melepaskan zat-zat yang tidak berguna lagi atau berlebihan ke dalam urin
sekunder. Menghasilkan urin sesungguhnya.
7. Tubulus kolektivus: Adalah tabung sempit
panjang dalam ginjal yang menampung urin dari nefron, untuk disalurkan ke
pelvis menuju kandung kemih.
2.5 Proses Pembentukan Urin
Mula-mula darah yang
mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino dan amonia mengalir kedalam
glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi karena adanya
tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengerutnya arteri yang
memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus
ditampung oleh kapsul bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine
primer. Secara normal, setiap hari kapsul bowman dapat menghasilkan 180 L
filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus atau urine primer masih banyak
mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa, garam-garam dan asam
amino. Perhatikan Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Utama Urine Primer
Molekul
|
Kadar per Garam
|
Air
|
900
|
Protein
|
0
|
Glukosa
|
1
|
Asam Amino
|
0,5
|
Urea
|
0,3
|
Ion Anorganik
|
7,2
|
Filtrat glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus
kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna
direabsorpsi. Seperti asam amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-,
HCO3- dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan
sebagian yang lain secara difusi. Proses reabsorpsi masih tetap berlanjut
seiring dengan mengalirnya filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus
distal. Pada umumnya, reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh seperti
glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan tetapi, apabila
konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi
mengabsorpsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut
akan di reaksikan bersama urine.

Darah yang masuk ke glomerulus setiap menitnya 1,2
liter atau seperempat seluruh darah yang dipompa.
Selain reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung
sekresi. Seperti K+, H+, NH4+ disekresi dari darh menuju filtrat. Selain itu,
obat-obatan seperti pensilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen
(H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah. Misalnya dalam darah terlalu asam
maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urine. Sekresi K+ juga berfungsi untuk
menjaga mekanisme homeostatis. Apabila konsentrasi K+ dalam darah tinggi , dapat
menghambat ransang impuls serta menyebabkan kontraksi otot dan jantung menjadi
menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian disekresikan dari darah
menuju tubulus renalis dan diekresikan bersama urine.
Setiap harinya tubulus mengabsorpsi filtrat berupa air
sebanyak 178 L, garam 1.200 g dan glukosa sebanyak 250 g.
Tubulus Terpanjang
Kapsul bowman sampai tubula merupakan satu saluran.
Pada orang dewasa seluruh tubula diperkirakan 7.500.000 sampai 15.000.000 cm
atau kurang lebih 7,5 samapai 15 km.
Pada saat terjadi proses reabsorpsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara juga
berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai contoh, konsentrasi
garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Dibagian lengkung Henle
terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi agar
cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dilengkung Henle
descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan
Urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung
Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis.
Dilengkung Henle bagian bawah, permeabilitas
dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle bagian bawah menjadi permebel
terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat
untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle
descending dan air yang bergerak masuk saat di lengkung Henle ascending membuat
konsentrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari
tubulus renalis menuju duktus kolektivus. Duktus kolektivus bersifat permeabel
terhadap urea. Disini urea keluar dari filtrat secara difusi.
Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari
filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi
tinggi. Dari duktus kolektivus, urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis
renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih)
yang merupakan tempat penyimpanan sementara bagi urine.
Simaklah tabel 2. Berikut ini agar levih mudah
memahami proses pembentukan urine.
Nama
|
Proses yang terjadi
|
Contoh molekul yang diproses
|
Filtrasi di glomerulus
|
Darah mengalir masuk ke glomerulus
Darah mengalami proses filtrasi.
|
Air, glukosa, asam amino, garam, urea dan amonia.
|
Reabsorpsi di tubulus
|
Terjadi difusi dan transfor aktif molekul-molekul
dari tubulus kontortus promoksimal.
|
Air, glikosa, asam amino dan garam
|
Sekresi di tubulus
|
Terjadi transfor aktif molekul-molekul dari darah ke
tubulus kontortus distal.
|
Amonia, ion hidrogen, penisilin dan asam urat.
|
Reabsorpsi air
|
Terjadi reabsorpsi air disamping tubulus terutama
diduktus kolektivus
|
Garam dan air
|
Eksresi
|
Terbentuk urine yang sesungguhnya
|
Air, garam, urea, amonium, dan asam urat.
|
Urine ditampung didalam kantong kemih (vesica
urinaria) hingga mencapai kurang lebih 300 cc. Kemudian melalui uretra, urine
di keluarkan dari tubuh. Pengeluaran urine ini diatur oleh otot sfinkter.
Perhatikan gambar 3. Mengenai sistem urinaria pada manusia.
Pembentukan urine dari plasma darah menyebabkan
terjadinya banyak perubahan kandungan zat, seperti yang terlihat pada tabel
berikut.
Komponen
|
Plasma
|
Filtrat Neftron
|
Urine
|
Konsentrasi
|
Subtrat yang Tersaing
|
Urea
|
0,03
|
0,03
|
1,8
|
60x
|
50%
|
Asam urat
|
0,04
|
0,004
|
0,05
|
12x
|
91%
|
Glukosa
|
0,10
|
0,10
|
Tidak ada
|
-
|
100%
|
Asam amino
|
0,5
|
0,05
|
Tidak ada
|
-
|
100%
|
Jumlah garam anorganik
|
0,9
|
0,9
|
< 0,9 – 3,6
|
< 1 – 4x
|
99,3%
|
Protein dan koloid lain.
|
8,0
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
-
|
-
|
Didalam urine tidak ada lagi terdapat protein dan
glikosa. Apabila didalam urine terdapat senyawa-senyawa tersebut, ini
menunjukan adanya gangguan pada ginjal.
2.6 Kelainan Pada Sistem Uregonitalia
Ada beberapa kelainan pada sistem ekresi
ginjal manusia, diantaranya seperti di bawah berikut ini:
1. Pyelonephritis
Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis
(ruang yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan
urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri.
Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis
dan akut.
Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu
daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus,
pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada
aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan
penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus
penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih keluar).
Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau
kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan
infeksi.
2. Glomerulonephritis
Glomerulonephritis, penyakit ginjal lain yang sering
terjadi, ditandai dengan peradangan sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini
dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh. Antibodi dan zat-zat lainnya
membentuk partikel dalam aliran darah yang terjebak dalam glomeruli. Hal ini
menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan baik.
Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan jaringan
tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam hasil tes laboratorium.
Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan
diperlukan, dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan
(immunosuppressant), atau plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu
prosedur untuk membuang bagian darah yang mengandung antibodi.
Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan
nephritis, atau penyakit Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini
adalah pembuluh darah dalam bongkah glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka
peradangan, dan glomerulonephritis memang berhubungan dengan infeksi, dalam
arti kata sempit, penyakit ini menyerang setelah adanya infeksi bakteri
streptococcal dan kemudian semakin berat karena berbagai macam infeksi lainnya.
Namun demikian, terdapat bukti yang meyakinkan bahwa glomerulonephritis bukan
merupakan penyakit yang menyerang ginjal secara langsung karena satu penyebab infeksi.
Penyakit ini lebih kepada kelainan sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan
antibodi sebagai respon dari adanya protein asing (antigen) ditempat lain dalam
tubuh. Hal ini mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang
tersangkut dalam bongkah glomerular atau pada sedikit kasus, antigen ini
menumpuk pada dinding kapiler glomerular. Pada tiap kasus, antibodi atau
antigen-antibodi kompleks mencapai ginjal melalui sirkulasi, dan mekanisme ini
disebut sebagai penyakit sirkulasi kompleks.
3. Batu Ginjal
Disebut juga Renal Calculus, plural Renal Calculi,
terkumpulnya mineral dan benda organik yang terbentuk dalam ginjal. Ada batu
yang menjadi demikian besar yang melumpuhkan fungsi ginjal. Urin mengandung
banyak garam dalam bentuk larutan dan jika konsentrasi garam mineral menjadi
berlebih, kelebihan garam ini mengendap menjadi partikel padat disebut batu
ginjal. Batu ginjal diklasifikasikan sebagai primer jika batu tersebut
terbentuk tanpa ada sebab yang jelas seperti infeksi atau penyumbatan. Diklasifikasikan
sekunder jika berkembang setelah adanya infeksi ginjal atau kelainan.
Beberapa keadaan memperbesar peluang terbentuknya batu
ginjal. Baik itu berkurangnya volume cairan atau bertumpuknya mineral cukup
membuat terganggunya keseimbangan yang sempurna antara cairan dan larutan yang
ada dalam ginjal. Ketika batu mulai berkembang, biasanya ia akan terus tumbuh.
Sebuah nukleus dari endapan garam urin bisa merupakan kumpulan bakteri,
jaringan yang rusak, sel mati, atau keping darah kecil. Mineral menarik
partikel dari luar dan membungkusnya. Pada saat batu bertambah besar, bagian
permukaan dapat menjadi tempat bagi mineral lain dan kemudian bertambah besar.
Batu ginjal yang lebih kecil dapat keluar dari badan dengan
sendirinya meski akan menimbulkan rasa sakit. Batu yang lebih besar memerlukan
pembedahan, atau dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil dengan gelombang
suara dalam prosedur yang disebut ultrasonic lithotripsy.
4. Gagal Ginjal
Disebut juga Renal Failure, hilangnya sebagian atau keseluruhan
fungsi ginjal. Gagal ginjal digolongkan menjadi akut (ketika serangannya
tiba-tiba) atau kronis. Gagal ginjal akut berakibat pada berkurangnya volume
urin, kadar zat-zat bernitrogen, potasium, sulfat, dan fosfat diatas normal
dalam darah, dan rendahnya kadar sodium, kalsium, dan karbon dioksida darah
yang juga jauh dibawah normal. Biasanya orang yang terkena ini sembuh dalam
enam minggu atau kurang.
Sebab dari gagal ginjal ini antara lain karena rusaknya
tubulus didalam ginjal oleh obat-obatan atau larutan organik seperti karbon
tetraklorida, aseton, dan etilen glikol, bersinggungan dengan senyawa logam
seperti merkuri, timah, dan uranium. Gagal ginjal dapat pula disebabkan karena
cidera fisik atau operasi besar yang membuat kehilangan banyak darah atau juga
akibat penyakit yang merusak korteks (bagian luar) dari ginjal. Penyebab
lainnya adalah infeksi bakteri berat, diabetes yang merusak medula (bagian
dalam) ginjal, dan karena kelebihan garam kalsium dalam ginjal.
Tersumbatnya arteri ginjal, penyakit liver, dan
tersumbatnya saluran kencing dapat mengakibatkan gagal ginjal akut; pada
situasi yang jarang terjadi, gagal ginjal dapat terjadi tanpa gejala awal.
Komplikasi yang timbul dari gagal ginjal termasuk gagal jantung, paru-paru
berair, dan bertumbuknya potasium dalam tubuh.
Gagal ginjal kronis biasanya merupakan akibat dari penyakit
yang sudah lama diidap oleh ginjal. Pada gagal ginjal kronis darah menjadi
lebih asam dibandingkan biasanya dan dapat terjadi hilangnya kalsium dalam
tulang. Kerusakan saraf dapat pula terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah penulis membahas tentang sistem urogenitalia dalam
penulisan karya tulis ini. Maka penulis menyimpulkan diantaranya:
Sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Fungsinya
sebagai penyaring kotoran yang dibuang melalui urin. Ada beberapa hal yang
perlu kita ketahui tentang betapa pentingya fungsi ginjal, diantaranya;
menyaring dan membuang berbagai sisa metabolisme tubuh yang mengandung racun
atau bersifat racun, mengatur kadar bahan-bahan tertentu yang dibutuhkan oleh
tubuh, mengatur pH darah, mengatur keseimbangan ion mineral, komposisi air dan
elektrolit dalam darah, mengatur tekanan darah merangsang pembentukan sel darah
merah baru, mempertahankan pH plasma darah pada kisaran pH 7,4.
Ginjal terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks, medula, dan
pelvis. Berikut adalah bagian utama dalam ginjal, calyces, pelvis, medula, korteks, ureter, vena ginjal, arteri ginjal. Di dalam korteks terdapat jutaan nefron. Berikut adalah bagian-bagian di dalam
nefron; glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, tubulus kolektivus.
Dan berikut ini merupakan urutan pembentukan urine:
·
Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal
melalui pembuluh darah menujuke glomerulus.
·
Di dalam glomerulus terjadi peristiwa penyaringan terhadap zat-zat yang
terlarut dalam darah. Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah
zat-zat yang bermolekul kecil, seperti air, garam, amonia, urea, dan gula, maka
zat-zat tersebut disebut dengan filtranglomerulus.
·
Filtranglomerulus masuk ke kapsula Bowman dan ditampung. Kemudian
filtraglomerulus tersebut akan diteruskan ke tubulus proksimal.
·
Di dalam tubulus proksimal akan terjadi penyerapan kembali terhadap zat-zat
yang masih diperlukan, yaitu air, garam, dan gula. Sedangkan zat-zat lainnya
yang tidak diserap atau tidak dapat diserap akan menjadi urine primer.
·
Urine primer masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi.
(penambahan zat-zat yang tidak diperlukan ke dalam urine primer sehingga
menjadi urine sekunder. Urine sekunder adalah urine sesungguhnya).
·
Urine sekunder ditampung di tubulus kolekta, kemudian diteruskan ke uriter
dan ditampung kembali di kantung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui
uretra.
DAFTAR PUSTAKA
http://dewiisti.wordpress.com/2010/10/18/struktur-ginjal
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/bagian-bagian-ginjal.html
Yatim,
Wildan. 1996. Histologi. Bandung : Tarsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar